Sabtu, 27 September 2008

Basko Kuto juga penerima ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award)

Wirausaha & Keuangan . Edisi 65 . September 2008 . 72
Wachid Basir Krisnanto
Mengaku hanya lulus SMA dihadapan hadirin di forum ISMBEA, Wachid pede aja dengan gayanya. "Orang ndeso juga bisa kaya kalau mau jadi pewirausaha," ujarnya. Pendiri Bakso Kuto Cak To, Sidoarjo ini memang telah memiliki puluhan cabang usaha Bakso Kuto Cak To di mana-mana. Tekad Cak Wahid, makanan bakso harus mampu menjadi bisnis makanan paling digemari di negeri sendiri. Semangat inilah yang ditangkap wahid sehingga Ia sangat serius mengembangkan Bakso Kuto Cak To ke berbagai daerah.
Ingin menjadi mitra hubungi telepon 085931231100 / 087852052000 atau bisa email ke Bakso.cakto@gmail.com / lia_leo79@yahoo.com

Cak To Pelopor Bakso Malang Solo

Surabaya pagi. Sabtu, 6 September 2008
Jatuh bangun dalam menjalankan roda bisnis tak membuat Cak To panggilan akrab Wachid Basir Krismanto pemilik Bakso Kuto Cak To di kawasan Jln Pahlawan Sidoarjo ini jera.
Berbagai bisnis dijalankannya sejak SMA, dari usaha tempe penyet, cafe, rawon, pujasera, ice cream, wartel plus counter HP. Hingga akhirnya menemukan usaha yang tak padat modal yakni Bakso.
Pada tahun 2004, Cak To menemukan bisnis yang dirasa tepat yakni makanan bakso. Dirasa bakso merupakan makanan yang paling digemari masyarakat. "Meski saat itu sudah banyak yang jualan bakso tapi kita tetap optimis dengan perbedaan kita,"ungkap Cak To saat ditemui di Bakso Kuto Cak To Sidoarjo.
Nama Bakso Kuto mempunyai arti KUat Brandnya dan TOp produknya,"tukasnya. sebagai usaha yang tak padat modal tentunya yang paling diandalkan yakni rasa yang sesuai dengan taste Indonesia. Dari sinilah tercipta Bakso Kuto yang memadukan antara bakso Malang dan Solo yang memenuhi selera lidah Indonesia. "Kalau kuah Bakso Malang cenderung bening dikarenakan menimbulkan rasa kaldunya, sedangkan Bakso Solo cenderung berempah dan berlemak, oleh karena itu Bakso kuto memadukan keduanya agar diperoleh Bakso yang bercita rasa Indonesia banget yakni terasaa kaldunya & berempah tetapi non lemak,"ungkapnya
Dari perbedaan yang signifikan inilah menjadikan bakso kuto cak to sebagai lautan rizki untuk anak istri. baik dari segi ekonomi stabil, masa depan anak-anak sudah terjamin, kesehatan pun tercover dengan baik. "Kitapun berikan kesejahteraan karyawan yang berjumlah 25 orang hanya di Sidoarjo saja,"jelasnya.
Tersebar dengan 15 cabang ada di Indonesia dengan sistem waralaba / business Opportunity mulai dari Bogor, Sidoarjo, Surabaya, Bogor, Palembang bahkan hingga ke Kalimantan. "Masih terdapat 4 cabang lagi yang sudah waiting list, rencananya akan opening setelah lebaran,"ungkapnya.
Menjadi besar tidak secara tiba-tiba tentunya butuh perjuangan maksimal. Tak ada modal pun jadi semboyan itu pas dikenakan pada cak to. Tanpa modal cak To bisa membuka kedai bakso dengan modal 7 juta berasal dari hutang bank. Dari modal sedikit demi sedikit itulah bisa jadi selangit, kemudian akhirnya dapat membuka kedai di Sidoarjo, yang selanjutnya dijadikan kantor utama produksi dapur ijo untuk dikirim kecabang-cabang dalam luar kota Sidoarjo.
Sampai akhirnya kini omset tiap bulan mencapi Rp. 140 juta dengan kalkulasi Rp. 3-4 juta per hari, peningkatan terjadi hari Sabtu dan Minggu Rp. 4-6 juta. Jika lebaran hingga Rp. 10 juta dengan waktu yang sama13 jam setiap hari mulai jam 10 pagi - 11 malam, omset tersebut hanya untuk outlet Sidoarjo saja dan belum termasuk omset yang dihasilkan melalui WO, EO maupun festival makanan,"jelasnya.Afi.