Rabu, 02 September 2009

Mesin Uang Dari Gerai Bakso, Bagaimana Menciptakannya ?

Wachid Basir Krismanto.


Wirausaha & Keuangan Agt'09. Berbisnis adalah kreasi untuk menciptakan mesin uang. karena itu, banyak orang yang tergiur menjalankan bisnis, dan berupaya untuk menciptakan mesin-mesin uang baru setiap saat.
seperti yang dilakukan Wachid Basir Krismanto, lelaki muda pemilik bisnis Bakso Kuto Cak To, yang kini memiliki 39 outlet yang tersebar di berbagai daerah dengan omzet peroutlet per hari mencapai Rp.1 hingga 2 juta adalah layaknya seperti mesin uang. di gerai miliknya, di Jln Pahlwan, Sidoarjo, Jawa Timur, omzet per hari bisa mencapai minimal Rp. 3.5 juta/hari sedang hari Sabtu-Minggu mencapai Rp.5-7 juta/hari.
Perjalanan bisnis Bakso Kuto Cak To, panggilan akrabnya, dalam menciptakan mesin uang di bisnis kuliner ini memang tidak seperti membalik tangan. Penuh lika-liku, perjuangan, bahkan komitmen dan pertaruhan. Pertaruhan antara terus menjalankan bisnis atau berhenti dengan kebangkrutan.
Sebelumnya, ia telah jatuh bangun dengan berbagai bisnis yang telah dibuatnya. Bisnis voucher pulsa, gerai kaki lima ayam penyet, pecel lele, tempe penyet, cafe, adalah beberapa bisnis yang pernah dicobanya, dan pernah membuat ia hampir putus asa karena tak kunjung berkembang seperti yang diharapkan. Alih-alih agar bisnisnya terus dijalakan, modal yang digunakan telah terkikis habis, dan usahanya tersengal-sengal seperti orang yang terserang penyakit ashma.
Pengalaman Pahit Yang Jadi Obat
Pengalaman pahit kadang dapat menjadi obat. Direnungi pengalaman kegagalannya. Dikuatkan tekadnya untuk membuat bisnis baru. Pengalaman pahit itu antara lain bisnis tidak laku, sepi pembeli, dan kekurangan modal karena tergerus untuk biaya operasional.
"Kali ini harus berhasil" ujar Cak To saat memulai bisnis barunya, dengan membuat usaha bakso, yang saat ini ditekuni.
Setelah mencoba bertanya dan berguru kepada ahli bakso, berkeliling daerah, terutama di kota-kota Jawa Timur, tahun 2004 ia menemukan konsep bisnis baru dengan membuka bakso. Kali ini ia mengusung menu bakso dengan ciri khusus, yaitu perpaduan Bakso Malang dan Bakso Solo. Hal ini karena di belantara perbaksoan ada banyak aliran citarasa bakso, diantaranya ada Bakso Malang, Bakso Solo, Bakso Surabaya, Bakso Sukabumi, dan masih banyak lagi citarasa bakso lainnya.
Nah, Cak To memadukan dua citarasa bakso, yang paling menonjol dan banyak dikenal pelanggan, yaitu Bakso Solo dan Bakso Malang. Bakso Solo kuahnya lebih keruh dan kental karena bumbunya digoreng terlebih dahulu, sedangkan Bakso Malang kuahnya bening, karena bumbunya mentah dan langsung dimasukkan dalam kuah.
"Saya perlu waktu enam bulan untuk mencoba-coba memadukan antara citarasa Bakso Solo dan Bakso Malang sehingga rasanya pas seperti sekarang." ujarnya.
Perbanyak Mitra
Semenjak memulai bisnis bakso tahun 2004 lalu, dan usahanya relatif tumbuh dengan baik, ia mulai melebarkan sayap dengan menggandeng mitra.
Tujuan menggandeng mitra agar ia dapat memperbanyak gerai Bakso Kuto Cak To dengan modal dari mitra, dan produk dapat diproduksi lebih banyak sehingga harga per pcsnya menjadi lebih efesien. Selain itu Cak To juga dapat income dari lisensi fee atas penggunaan merek Bakso Kuto Cak To yang digunakan para mitra, dan memperoleh income dari produk yang disediakan untuk semua mitranya yang ada di berbagai kota, seperti Semarang, Ponorogo, Madiun, Gresik, dan seputar Surabaya, bahkan Jakarta, dan kota lainnya.
Dengan cara ini, tidak heran jika setiap hari dari gerai baksonya selalu ramai didatangi oleh para penikmat bakso. Setelah hampir 5 tahun berjuang, Cak To kini telah mewujudkan usahanya benar-benar menjadi mesin uang.
Menciptakan Mesin Uang
Awalnya, ia terobsesi dengan cara bisnis beberai gerai kuliner seperti KFC, McDonald, Bakso Gajah Mada, Es Teller 77, hingga gerai kuliner lainnya yang telah berdiri di mana-mana.
Gerai-gerai itu seperti mesin uang, atau kebun buah yang berbuah uang setiap hari, atau peternakan ayam yang bertelur uang setiap saat.
Apa yang membuat bisnis-bisnis tersebut menggurita, dan menjadi industry sehingga berubah menjadi mesin uang?. Benar-benar menjadi mesin uang, karena banyaknya pelanggan yang datang dan pergi dalam waktu singkat sehingga seorang kasirpun menjadi penuh keringat, karena kewalahan melayani pelanggan yang membayar.
Pilihannya terhadap bisnis bakso karena bisnis ini, menurut Cak To lebih mudah dikenal pelanggan, tahan banting karena tidak harus mengedukasi pelanggan lebih lama, hanya saja diperlukan kreatifitas yang optimal agar didatangi banyak pelanggan, diantaranya kreatif menciptakan rasa dan menu-menu bakso yang disajikan. Terhadap rasa, bisnis bakso tidak kenal kompromi.
Mengenai inovasi menu-menu baru, lihat saja misalya, Bakso Kuto Cak To kini memiliki lebih dari 40an menu yang ditawarkan, diantaranya ada bakso halus, bakso kasar, bakso puyuh, bakso smoked beef, bakso tuna chunk, bakso mercon, bakwan goreng, siomay udang, ekado, dan lain-lain.
Penataan produk-produk aneka bakso ini disuguhkan ke dalam bentuk istimewa layaknya prasmanan, dan setiap pelanggan dapat dengan suka cita memilih menu yang dikehendakinya. Ini yang benar-benar penyajian bakso yang khas. Dan pelanggan seperti termanjakan untuk menikmati bakso sesukanya.

Tidak ada komentar: